Apa itu Deadweight Tonnage (DWT)? Ini Rumus dan Contoh Perhitungannya

 Apa itu Deadweight Tonnage 



Hallo Kawan sipil adakah kalian yang suka bepergian menggunakan transportasi kapal ?? Tahukah kawan bahwa ada berat maksimal yang dapat di tampung oleh sebuah kapal dan itu dihitung dengan rumus DWT apa itu yuk simak artikel dibawah ini .....



Kapal sebagai moda transportasi tentu saja memiliki batas
ukuran, berat, dan isi yang bisa dibawa dalam pengangkutan air. Kemampuan muat
kapal dan berat kapal menggunakan ukuran ton (tonnage). Salah satu jenis tonase
pada sebuah kapal adalah dead weight ton (DWT) atau bobot mati.



Sebagai salah satu syarat kepelabuhan dan kepabeanan, DWT
dapat dihitung dengan cara mengurangkan berat benam (displacement) dengan berat
kapal kosong (light weight ton). Nah, untuk lebih jelasnya mari kita diskusikan
deadweight ton ini dalam kaitannya dengan ukuran berat muatan kapal dan juga
berat kapal itu sendiri.



Apa itu DWT?



Dead Weight Tonnage atau DWT adalah berat kapal keseluruhan
dalam keadaan muatan penuh dan siap untuk berlayar dikurangi berat kapal kosong
termasuk mesin, permesinan dan perpipaan. Jadi, DWT adalah bobot mati yang
berisikan penjumlahan dari berat muatan barang, bahan bakar, minyak pelumas,
air tawar, ballast, provisi (perbekalan), barang berupa konsumsi, penumpang dan
anak buah kapal (ABK).



DWT dinyatakan dalam ton. Pengertian lain dari DWT adalah
total berat yang dapat diangkut atau dipindahkan oleh suatu kapal.



Jadi, dapat disimpulkan bahwa Dead weight tonnage (DWT)
adalah ukuran seberapa berat sebuah kapal untuk mampu dimuati (max load) sampai
pada sarat summer draft pada plimsoll mark (merkah kembangan) pada garis air
dengan berat jenis 1,025 kg/m3 (air dimana kapal itu mengapung). Sehingga semua
yg dapat dimuati berupa semua kargo yang diangkut di atas kapal itu total berat
semuanya disebutlah DWT, akan tetapi tidak termasuk berat kapalnya.



Rumus Cara Menghitung DWT



DWT dapat dirumuskan sebagai displacement dikurangi LWT.
Dalam formula matematis dapat dituliskan sebagai berikut:



DWT = D – LWT



Untuk menghitung volume kapal yang terapung di permukaan air
laut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :



L x B x D x Cb



 



Keterangan :



 



L = panjang kapal



B = lebar kapal



D = dalam/sarat kapal



Cb = block coefficient



Berat jenis air laut jika diambil rata-rata adalah 1,025
kg/m3dan berat jenis untuk air tawar 1,000 kg/m3.



Adapun DWT dapat berisikan:



Berat Bahan Bakar Main Engine



Berat Bahan Bakar Auxiliary Engine



Berat Minyak Pelumas



Berat Air Tawar



Berat Bahan Makanan



Berat Penumapng, Crew atau ABK, dan Barang Bawaan



Berat Tambahan/Cadangan (0,5 ~ 1,5) % Displacement



Berat Bersih Muatan Kapal (Pay Load)



Perusahaan selaku pemilik kapal pasti akan berusaha untuk
mendapatkan berat bersih muatan (pay load) yang terbesar pada saat klasifikasi
yang dilakukan oleh Badan Klasifikasi Indonesia (BKI). Untuk menghasilkan berat
bersih muatan (pay load) terbesar tersebut tak jarang pihak perusahaan
melakukan kecurangan. Karena dengan berat bersih muatan yang besar maka
keuntungan yang didapatkan oleh pemilik kapal juga semakin besar.



Untuk mendapatkan keuntungan biasanya kapal didesain dengan
LWT (berat baja dan machinery) maksimal 30% dari displacement karena jika lebih
dari angka tersebut, maka kurang menguntungkan.



 



Contoh Perhitungan DWT (Berat Mati Kapal)



Sebuah kapal yang bernama Oceania Indonesia memiliki panjang
70 m, dengan lebarnya 10 m, mempunyai sarat kapal kosong (light draft) 0.5 m
dan sarat muatan penuh (load draft) 4 m. Block coefficient of fitness kapal
Oceania Indonesia adalah 0.6 pada light draft dan 0.75m pada load draft.



 



Hitunglah : DWT (Dead Weight Ton) kapal Oceania Indonesia
tersebut ?



 



Jawabannya:



 



Light Displacement = L x B x light draft x Cb



                                 = 70 x 10 x
0.5 x 0.6



                                 = 210 m³



Load Displacement  = L
x B x load draft x Cb



                                 = 70 x 10 x 4
x 0.75



                                 = 2100 m³



DWT = ( Load Displacement – Light Displacement) x 1,025



          = ( 2100 –
210 ) x 1,025



          = 1937,25
ton.

Oh ya kawan sipil kami juga menyediakan bollard untuk sandaran kapal loh agar kapal tidak terbawa arus ketika bersandar di dermaga.

Bollard akapal

Kami Mahameru Putra Mandiri Perkasa (MPM Perkasa) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ndustri karet konstruksi serta aksesoris pelabuhan. Kami memproduksi segala jenis produk karet yang beragam dengan kualitas material serta harga yang kompetitif.

Produk yang kami tawarkan mulai dari rubber fenderrubber fender vrubber fender drubber fender mrubber fender cellrubber fender conerubber fender cylinderrubber fender squarebantalan jembatan / elastomeric bearing padrubber sheetkaret bumper, pelindung loading dockasphaltic plug binderdeck drain cast iron jembatanfrontal frame fenderbollard dermaga, bitt bollard dermagacurve bollard dermagatee bollard dermagaexpantion joint(karet dilatasi) hingga anchor bolt galvanis.

Semua produk kami memiliki reputasi baik yang terbukti luas dalam menghasilkan produk dengan material karet berkualitas serta layak uji.

Kami juga menyediakan jasa pergantian elastomeric bearing pad atau karet bantalan jembatanrubber fender serta expantion joint/siar muai.

Mahameru Putra Mandiri Perkasa selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen.

Account Rekening atas nama Perusahaan (bukan atas nama pribadi). Sehingga menjamin keamanan setiap transaksi dengan konsumen.

Informasi dan permintaan penawaran harga terbaik hubungi kami :

Call & WA : 082245923265 - 087722285552

-Fajar Achmadi-





Blog Post

Related Post

Cari Artikel